PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI

00.34

Aspek Fundamental
      Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa. sedangkan Pedagogo adalah belajar di masa kanak-kanak, orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri. Program pembelajaran orang dewasa harus mengakomodasi aspek fundamental, berbeda dengan pembelajaran bagi anak-anak.

Perbedaan Andragogi dan Pedagogi (Malcolms S. Knowles):

  1. Andragogi
  • Pembelajar disebut "peserta didik" atau "warga belajar"
  • Gaya belajar independen
  • Tujuan fleksibel
  • Diasumsikan bahwa peserta didik memilikinpengalaman untuk berkontribusi
  • Menggunakan metode pelatihan aktif
  • Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
  • Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
      2. Pedagogi
  • Pembelajar disebut "siswa" atau "anak didik"
  • Gaya belajar dependen
  • Tujuan belajar ditentukan sebelumnya
  • Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman atau kurang informasi
  • Metode pelatihan pasif,seperti metode kuliah atau ceramah
  • Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
  • Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh
      Malcom S. Knowles menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi, yaitu:
  1. Asumsi Pedagogi
  • Konsep diri ketergantungan
  • Pengalaman ➜ Berharga kecil
  • Kesiapan ➜ Tugas perkembangan, tekanan asosiasi
  • Perspektif waktu ➜ Aplikasi ditunda
  • Orientasi untuk belajar ➜ Berpusat pada substansi mata pelajaran
  • Iklim belajar ➜ Berorientasi  otoritas, resmi, dan kompetatif
  • Perencanaan ➜ Oleh guru
  • Perumusan tujuan ➜ Oleh guru
  • Desain ➜ Logka materi pelajaran, unit konten
  • Kegiatan ➜ Teknik pelayanan
  • Evaluasi ➜ Oleh guru
      2. Asumsi Andragogi
  • Peningkatan arah diri atau kemandirian
  • Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
  • Tugas perkembangan, peran sosial
  • Kecepatan aplikasi
  • Berpusat pada masalah
  • Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
  • Reksa (mutual) diagnosis diri
  • Reksa negosiasi
  • Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
  • Teknik pengalaman
  • Reksa diagnosis dan reksa program pengukuran
Karakteristik Pembelajar Dewasa
  • Pelajar dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik yang positif maupun negatif
  • Pelajar dewasa ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnya
  • Pelajar dewasa memiliki konsep diri secara satu arah
  • Pelajar dewasa memiliki ketakutan dan keraguan yang luas bagi proses pendidikan
  • Gaya pelajar dewasa biasanya bisa diatur
  • Pelajar dewasa memiliki "tujuan yang deawas"
  • Masalah pelajar deawasa yang berbeda dari masalah anak-anak
  • Minat pendidikan pembelajar deawasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruan
  • Nilai-nilai dari pelajar dewasa sebagaiorang deawasa lbih banyak daripada nilai-nilai program
Motivasi Pelajar Deawasa
  • Hubungan sosial, untuk memperoleh teman-teman baru bagi pemenuhan kebtuhan untuk asosiasi dan persahabatan.
  • Harapan eksternal, untuk mematuhi petunjuk dari orang lain dan memenuhi harapan atau rekomendasi dari seseorang yang memiliki otoritas formal.
  • Kemajuan pribadi, untuk mencapai status yang lebih tinggidalam pekerjaan, kemajuan rofesional yang aman, dan tetap sejajar dengan pesaing.
  • Stimulasi, untuk menghilangkan kebosanan, memberikan istirahat di rumah dari rutinitas pekerjaan, dan mereduksi tekanan kehidupan yang cenderung rewel.
Layanan Pembelajaran di Kelas
  • Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.
  • Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman dan pengikutnya.
  • Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup ke dalam kelas dan orang deawasa dapat belajar banyak dengan baik melalui dialog dengan rekan-rekan yang di hormati.
  • Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya, warga belajar harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.
  • Instruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi, serta berbagai pengalaman warga belajar yang relevan.
  • Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat smabungan antara berbagai pendapat dan ide, dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok potensial untuk masalah ini.
  • Pembelajaran dan oengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan. 
Lingkup Aplikasi
      Andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam perencanaan orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill). Dengan demikian aplikasi andragogi berlaku di ruang-ruang kursus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan profesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain.
    Sudah jelas bahwa kedewasaan seseoranglah yang menjadi fokus pendekatan, bukan dewasa dalam makna usia atau kategori rentang umur. Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan di bahas dalam pembelajatan formal. Lima isu itu adalah:
  1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk di pelajari.
  2. Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
  3. Topik kegiatan belajat terkait pengalaman peserta didik.
  4. Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
  5. Diperlakukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku,dan keyakinan tentang belajar.

PENGELOLAAN KELAS

11.39

MENGAPA KELAS PERLU DIKELOLA SECARA EFEKTIF
     Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid, sedangkan pandangan yang terbaru berfokus pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid. Dalam tren manajemen kelas yang sekarang guru dianggap sebagai pemandu, koordinator, fasilitator. Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah pada mode permisif, penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas.
     Doyle mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas kelas dan potensi problem, yaitu:

  1. Kelas adalah multidimensional
  2. Aktivitas terjadi secara simultan
  3. Kejadian yang terjadi secara cepat
  4. Kejadian yang sering sekali tidak dapat di duga
  5. Kurangnya privasi
  6. Sejarah kelas
     Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah:

  1. Membangun ekpektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian
  2. memastikan murid merasakan pengalaman kesuksesan
  3. Selalu siap dan dapat di jangkau
  4. Selalu bertugas
     Tujuan manajemen kelas yang efektif yaitu membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak di orientasikan pada tujuan (menjaga aktivitas tetap lancar, meminimalkan waktu transisi, dan mengajak murid untuk bertanggung jawab), dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.


MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS
  1. Prinsip Penataan Kelas
  • Kurangi kepadadatan di tempat lalu lalang
  • Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
  • Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
      2. Gaya Penataan
  • Gaya Auditorium merupakan gaya susunan kelas untuk semua murid duduk menghadap guru.
  • Gaya Tatatp Muka (face to face) merupakan gaya susuan kelas yang muridnya saling menghadap.
  • Gaya Off-Set adalah gaya susunan kelas yang sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
  • Gaya Seminar merupakan gaya susunan kelas yang sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, persegi, atau bentuk U.
  • Gaya Klaster ( cluster) adalah gaya susunan kelas yang sejumlah muridnya (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN
      Menggunakan gaya manajemen kelas yang otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif. Guru yang otoritatif akan melibatkan murid murid dalam bekerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
      Gaya manajemen kelas otoritatif adalah melakukan percakapan dengan murid, memerhatikan murid dan membatasi perilaku murid jika dibutuhkan. Pengajaran yang otoritatif berhubungan dengan perilaku murid yang kompoten. 
      Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol muridnya dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Gaya seperti ini akan menyebabkan murid yang cenderung pasif.
      Gaya manajemen kelas pesimis merupakan meberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Murid di kelas pesimis ini cendenrung unya keahlian akdemik yang tidak memadai dan kontrol diri yang rendah.
      Karya Kounin mengungkapkan karakteristik lain yang berhubungan dengan manjemen kelas yang efektif, yaitu:
  1. Withitness
  2. Mengatasi situasi yang tumpang tindih
  3. Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran
  4. Melibatkan murid dalam berbagai ktivitas yang menantang
Membedakan Aturan dan Prosedur
  1. Masuk akal dan perlu
  2. Jelas dan dapat di pahami
  3. Konsisten dengan tujuan instruksional dan pembelajaran
  4. Kompatibel dengan aturan sekolah
      Agar nurid mau bekerja sama maka diperlukan:
  1. Pengembangan hubungan positif dengan murid
  2. Mengajak murid berbagi dan mengemban tanggung jawab (melibatkan murid untuk perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah dan kelas, mendorong murd untuk menilai perilaku diri mereka sendiri, jangan menerima alasan-alasan, dan bersabar sampai strategi pemberian tanggung jawab ini bisa bekerja)
  3. Memberi imbalan pada perilaku yang tepat.

MENJADI KOMUNIKATOR YANG BAIK
      Jadilah pendengar aktif. Mendengar aktif adalah ketika seseorang memberi perhatian penuh pada pembicara, fokus pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Beberapa strategi mendengarkan aktif antara lain:
  1. Memberi perhatian pada orang yang berbicara, seperti mempertahankan kontak mata
  2. Parafrasa
  3. Mensitesiskan tem dan pola 
  4. Memberi tanggapan secara kompeten

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

13.19

    Ada dua jenis pendidikan anak berkebutuhan khusus, yaitu: anak yang menderita ketidakmampuan dan anak yang berbakat.


ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN
    Kita dapat mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:
  1. Gangguan Indera
  • Gangguan penglihatan 
           Anak yang buta secara edukasional" (Educationally blind) tidak bisa menggunakan pebglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.
  • Gangguan Pendengaran
            Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

      2. Gangguan Fisik
  • Gangguan Ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
  • Gangguan Palsy adalah gangguan yang berupa ;emahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.
  • Gangguan Kejang-Kejang, biasa yang dijumpai adalah epilepsi yang merupakan gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
Attention Deficit Hyperactivity Disorders, ciri-cirinya adalah:
  1. kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas.
  2. hiperaktif, menunjukkan level aktivitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak.
  3. dan impulsif yang sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.

ISU PENDIDIKAN YANG BERKAITAN DENGAN ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN

Individual with Disabilities Education Act (IDEA) merupakan pelayanan bagi semua anak penderita ketidakmampuan. IDEA mensyaratkan agar murid yang menderita ketidakmampuan atau gangguan diberi rancangan pendidikan yang disesuaikan dengan diri si anak (Individualized education plan atau IEP). 
Least restrictive environment (LRE)  merupakan sebuah setting yang semirip mungkin dengan setting tempat mendidik anak yang tidak menderita ketidakmampuan.
  • Kesuksesan akademik dan sosial anak. Hasil ini dipengaruhi oleh kualitas pengajaran yang diberikan kepada anak (seperti kelas regular, ruang sumber daya, aau kelas pendidikan khusus).
  • Anak dengan gangguan emosional berat. Anak dengan gangguan ini berhasil jika mereka berpartisipasi dalam pendidikan vokasional dan diintegrasikan ke dalam sekolah melalui aktivitas seperti olahraga.
  • Anak dengan gangguanpendengaran. aAnak dengan gangguan ini akan mendapatkan keuntungan akademik, namn dengan rasa penghargaan diri yang rendah jika mereka ditempatkan di kelas reguler.

ANAK-ANAK YANG BERBAKAT
       Anak berbakat (gifted) adalah anak dengan kecerdasan di atas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan atau punya bakat unggul di beberapa bidang seperti seni, musik, atau matematika. 

Karakteristik
  1. Dewasa lebih dini (precocity)
  2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
  3. Semangat untuk menguasai
  4. Unggul dalam memproses informasi

Studi Terman Klasik
      Orang-orang berbakat dalam Studi Terman telah matang secara intelektual sebelum waktunya, tetapi mereka tidak mengalami gangguan emosional atau penyesuaian diri. Banyak anak dalam studi Terman bukan hanya mempunyai IQ tinggi, tetapi juga berasal dari keluarga kelas menengah ke atas yang orantuanya memantau dan membimbing prestasi mereka. Anak berbakat yang yang tidak merasa tertantang dapat menimbulkan problem disekolah.

Mendidik Anak Berbakat
      Anak berbakat yang tidak merasa tertantang dapat mengganggu, tidak naik kelas, dan kehilangan semangat untuk berprestasi. Beberapa program untuk anak berbakat adalah (Hertzog, 1998):
  1. Kelas khusus (program pullout)
  2. Akselerasi dan pengayaan di kelas reguler
  3. Program mentor dan pelatihan
  4. Kerja, atau pelayanan masyarakat
Winner percaya bahwa jika masih ada anak yang merasa tidak tertantang, dia merekomendasikan agar anak itu diizinkan untuk lompat kelas atau masuk ke kelas khusus. Misalnya, beberapa murid sekolah menengah yang cerdas di perbolehkan masuk ke kelas akademi yang sesuai dengan bidang kemampuannya.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN: LAPORAN OBSERVASI 'MANAJEMEN KELAS'

09.09


PSIKOLOGI PENDIDIKAN
LAPORAN OBSERVASI ‘MANAJEMEN KELAS’

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Reyhan Ahmad Lubis              161301079
Abdul Hafiz                             161301081
Ianita Perangin-Angin             161301094
Rizka Dwi Saputri                   161301098
Miranda S.                               161301099
Nada Pertiwi                            161301149
Nashiha Syifa Alsakina           161301154

Fakultas Psikologi
Universitas Sumtera Utara
Medan
2017


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Pendahuluan
1.1. Identititas Sekolah
Nama Sekolah         : SMA Dharma Pancasila Medan
Alamat                     : 
Jalan Dr.T. Mansyur No.71-C. Medan, Kec. Medan Selayang,KelPadang Bulan Selayang I, 20131
1.2. Uraian Aktifitas Observasi
Jadwal Observasi     : Sabtu, 1 April 2017
Waktu Observasi     : 08.00-09.00
Objek Observasi      : Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2
2.      Latar Belakang
     Lingkungan pembelajaran yang baik harus dibarengi dengan pengelolaan kelas dan iklim belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Untuk menciptakan pengelolaan yang baik, kita terlebih dahulu memahami apa arti manajemen kelas, prinsip dasar mengelola kelas, permasalahan dalam kelas, kondisi, penciptaan iklim pembelajaran dan kondisi-kondisi dalam kelas. Semua itu harus dipahami oleh guru agar pengelolaan kelas bukan hanya mengurusi tentang saran prasarana kelas saja tetapi kondisi psikologis dari siswa.
     Dalam pengelolaan kelas, efektif atau tidak pelaksanaannya sangat tergantung pada sikap guru dalam memahami berbagai aspek dalam pelaksanaannya. Beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian guru yaitu aspek sifat kelas dan situasi kelas yang dapat menentukan bentuk dan metode pendekatan yang sesuai dalam proses pembelajaran serta tindakan efektif keratif dari guru sangat menentukan jalannya kegiatan pengelolaan kelas. Selain itu, guru juga harus paham tentang tujuan dari pengelolaan kelas itu sendiri sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah pada suatu tujuan yang telah direncanakan.
     Pembelajaran juga harus memuat pendidikan karakter. Yaitu pada saat pembelajaran seorang guru juga harus memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran, agar siswa sudah terbiasa dengan kebiasaan yang baik dan memuat karakter bangsa.
     Kelengkapan sarana prasarana sekolah juga merupakan hal penting yang memerlukan pengeloaan. Sarana prasarana tersebut juga mempengaruhi kondisi belajara siswa, sehingga dalam jelas tersebut juga harus melakukan pembaharauan, baik itu penataan, perubahan bahkan penambahan fasilitas, agar siswa tidak cepat bosan.

Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Kondisi atau iklim memberikan pengaruh terhadap efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sebaliknya juga akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak serta perkembangan pendidikan peserta didik.
3.      Rumusan Masalah
a)      Apakah manajemen ruang kelas sudah tertata dengan baik dan kondusif?
b)      Bagaimana kondisi ruang kelas ketika Kegiatan Belajar Mengajar?
c)      Apakah gaya pengajaran yang diberikan sudah memberikan cukup motivasi untuk belajar para Siswa?
4.      Tujuan Observasi
a)      Untuk mengetahui manajemen kelas yang sudah cukup kondusif
b)      Untuk mengetahui kondisi ruang kelas ketika KBM berlangsung
c)      Untuk mengetahui sejauh mana gaya pengajaran di SMA DHARMA PANCASILA
5.      Manfaat Observasi
a)     Menambah wawasan akan manajemen kelas
b)    Memberikan pengalaman tersendiri setelah melakukan Observasi di SMA DHARMA PANCASILA





BAB II
LANDASAN TEORI
a.       Pengertian Manajemen Kelas
     Istilah manajemen telah lahir dan diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, dan lain sebagainya. Masing-masing memberikan pandangan yang berbeda sesuai dengan latar belakang pekerjaan mereka. Manajemen sebagai sebuah istilah yang sering dipakai di dunia bisnis pada dasarnya juga dipakai untuk organisasi pendidikan pada umumnya. Berikut pengertian manajemen menurut para ahli:
·         M. Sobry Sutikno menyimpulkan bahwa “manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan memberdayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi”.
·         John. D Millet dalam Pengantar Manajemen karangan dari H.B. Siswanto membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. sedangkan James A.F Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi terwujudnya tujuan organisai.2 Selanjutnya adapun pengertian kelas memiliki dua pengertian yaitu:
o   Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran.
o   Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan. 3Sedangkan pengertian dari ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.
Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen secara umum adalah serangkaian proses pengarahan, perencanaan dan pengendalian terhadap suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Dengan demikian manajemen kelas merupakan suatu perangkat prilaku penyelenggaraan proses belajar mengajar agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar dan efesien di lingkungan kelas.
  • ·         Pengertian manajemen kelas Menurut Emmer yang dikutif dalam buku “Sekolah Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan.” Sedangkan Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar.”
  • ·         J.M Cooper mengemukakan lima pengelompokan definisi manajemen kelas yaitu:

o   Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas sebagai pandangan dalam mengontrol tingkah laku.
o   Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa sebagai pandangan yang bersifat permisif kaitannya dengan tugas guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa.
o   Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingingkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
o   Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif sebagai pandangan hubungan kegiatan interaksi belajar mengajar guru dengan siswa.
o   Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi yang efektif.

b.      Tujuan Manajemen Kelas
     Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara situasi kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi gangguan belajar dari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal dalam proses belajar mengajar. Manajemen kelas bagi guru perlu dikuasai dan diterapkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkalaku siswa yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkalaku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, iklim sosio emosional yang positing serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
     Tujuan pengelolaan atau menurut Sudirman penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan atau manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien.





BAB III
HASIL PENGAMATAN
§  Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1
§  Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
§  Sambil menunggu giliran atau selesai ujian menghafal, beberapa murid ada yang mengobrol
§  Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
§  Guru mengoreksi jika ada istilah atau hafalan yang kurang tepat
§  Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang
§  Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
§  Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut.





BAB IV
PEMBAHASAN
§  Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1

    Saat kami menobservasi kelas XI MIA 1, mata pelajaran yang sedang berlangsung adalah biologi. Sebelumnya, bapak guru tersebut telah menugaskan murid-muridnya untuk menghafal salah satu subbab dari materi reproduksi. Satu persatu murid dipanggil oleh bapak guru sesuai dengan urutan absen kelas mereka. Bapak guru tersebut berdiri di dekat meja guru sambil memegang buku nilai sambil mengamati muridnya yang sedang menghafal. Pada hari itu, hanya setengah murid dari satu kelas yang maju ke depan untuk tugas menghafal, karena pada hari sebelumnya sebagian dari mereka sudah melakukan tugas menghafal.
§  Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
     Hafalan yang ditugaskan cukup rumit karena terdapat istilah-istilah yang sulit untuk diucapkan. Namun para murid dapat menghafalnya dengan baik dan lancar, tanpa membawa kertas kecil sebagai bantuan menghafal. Walaupun ada beberapa kesalahan dalam pengucapan suatu istilah, bapak guru dapat langsung mengoreksi sehingga dapat dilanjutkan oleh murid-murid. Bapak guru terlihat cukup puas dengan hafalan murid-muridnya yang terlihat lancar.
§  Sambil menunggu giliran atau selesai tugas menghafal, beberapa murid ada yang terlihat mengobrol.
     Walaupun sedang diadakan kelas dan ada guru yang berada di dalam kelas, ada juga beberapa murid yang terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya atapun teman di dekat mereka. Karena mereka merasa sudah selesai dan lega dengan tugas menghafal sebelumnya, jadi mereka langsung mengobrol tanpa memperhatikan temannya yang sedang menghafal. Terutama murid laki-laki yang berada di barisan paling belakang kelas. Namun ada juga murid yang sudah selesai melakukan tugas dan tetap memperhatikan temannya yang sedang berada di depan.
§  Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
     Dilihat dari cara mereka menghafal dengan baik, serta didukung dengan guru yang ramah dan menyenangkan, murid-murid tampak antusias dengan kelas biologi tersebut. Mereka tampak memperhatikan dengan serius apa yang dijelaskan bapak guru disela-sela jeda sebelum murid lainnya maju ke depan. Bahkan tampak ada dua murid laki-laki yang berebut untuk maju ke depan, padahal bukan nama salah satu murid tersebut yang dipanggil, sehingga membuat suasana kelas menjadi canda tawa namun tetap kondusif.
§  Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang
     Saat sesi menghafal selesai, bapak guru menjelaskan sedikit materi reproduksi sambil diselingi candaan agar membuat murid-muridnya menjadi rileks setelah lama menghafal materi yang ditugaskan. Bahkan kamipun ikut tertawa dengan candaan bapak guru tersebut. Bapak guru tetap bisa mengkondisikan kelas menjadi kondusif dikala anak muridnya sedang tertawa geli mendengar candaannya tersebut. Bapak guru tersebut dapat mengetahui keadaan kelas yang sebelumnya tegang dan sunyi serta tidak ingin membuat murid-muridnya larut dalam suasana kelas seperti itu
§  Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
     Setelah bapak guru selesai menjelaskan sedikit materi, bapak guru bertanya kepada salah seorang siswa di barisan depan ujung kelas untuk menguji kemampuan anak tersebut, karena menurut bapak guru siswa tersebut hanya melamun sedaritadi. Ketika diberi pertanyaan, siswa tersebut dapat menjawab semua pertanyaan bapak guru dengan tepat dan diebri sorakan gembira teman-temannya. Walaupun ada pengucapan yang salah atau terbalik, bapak guru tetap mengoreksi jawaban murid tersebut. Siswa tersebut diiringi tepukan meriah teman-temannya yang membuat suasana kelas menjadi gembira dan tidak terlihat membosankan.
§  Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut
     Bapak guru tersebut memiliki pembawaan yang menyenangkan dan selalu tersenyum, sehingga murid-murid sangat menyenangi guru tersebut. Bapak guru bisa membuat kelas menjadi ceria, tidak membosankan, dan tidak membuat murid-muirdnya takut kepada guru tersebut. Walaupun guru tersebut bersikap demikian, murid-muridnya tetap menghargai bapak guru dengan tidak mengoloknya ataupun bersikap tidak sopan padanya. Apalagi bapak guru terlihat masih cukup muda dan dapat bergaul dengan murid-muridnya dengan mudah, sehingga ini menjadi nilai tambah bagi bapak guru yang tetap bisa mengontrol kelas dengan baik, sembari murid-muridnya tetap bersikap sopan pada bapak guru. Membuat bapak guru semakin disenangi oleh murid-muridnya.
§  Bapak guru memberikan tugas di akhir kelas
     Setelah semua murid selesai dengan tugas menghafal mereka, bapak guru memberikan tugas tambahan untuk setiap kelompok membuat kumpulan soal beserta jawabannya berdasarkan soal Ujian Nasioonal SMA tahun 2015 dan 2016. Tugas tersebut bapak guru berikan agar murid-muridnya bisa menambah pengetahuan mereka di mata pelajaran biologi, ditambah agar mereka bisa menghadapi Ujian Akhir Semester yang tidak lama lagi akan diadakan di sekolah mereka.




Popular Posts